Talas sangat penting bagi kehidupan masyarakat asli papua, dan tanaman talas telah lama dibudidayakan dan dijadikan sumber pangan oleh masyarakat papua khususnya yang berada di wilayah Moswaren. Secara eklogi, tanaman talas dikatakan tanaman yang unik karena dapat tumbuh pada kondisi manapun bahkan pada kondisi dimana tanaman lain kurang berhasil, seperti kondisi genangan air, salinitas (dapat timbuh pada kondisi 25-50% air garam), dan naungan. Tanaman talas mempunyai kemampuan yang kuat dalam mempertahankan kepadatan stomata pada kondisi naungan dan kondisi klorofil tinggi. Metodologi yang digunakan adalah pendekatan data deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui survei lapangan, wawancara mendalam dengan masyarakat, serta analisis dokumen terkait kebijakan sistem budidaya tanaman talas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proses pembibitan yang dilakukan oleh petani Distrik Moswaren dilakukan dengan 2 cara. Yang pertama pembibitan dilakukan dengan menggunakan tunas dan cara kedua dilakukan dengan menggunakan umbi. Tunas yang diambil adalah tunas talas yang ke-2 datau ke-3 yang muncul pada tanaman induk pada umur 5 hingga 7 bulan, sedangkan pembibitan dengan menggunakan umbi dilakukan dengan memilih umbi dari tanaman talas yang berkualitas dengan ciri umbi yang berukuran besar dan memiliki rasa manis dari umbi. Cara yang dilakukan untuk pembibitan adalah dengan memotong bagian umbi menjadi bagian yang lebih kecil dengan pastikan setiap bagian ada mata tunasnya. Penenaman dilakukan dengan memperhatikan mata tunas menghadap ke atas agar memudahkan pertumbuhan tunas. Selain itu pastikan agar tetap dilakukan penyiraman agar tanah dalam polibag tetap dalam kondisi tercukupi untuk pertumbuhan tanaman.. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan kapasitas budidaya tanaman talas yang perlu ditingkatkan melalui sistem pertanian organik